Assalammualaikum.wr.wb
Jumpa
lagi dengan saya agus waluyo, terima kasih telah berkunjung diblog saya
semoga bermanfaat bagi anda yang membacanya, kali ini saya akan
menjelaskan tentang transistor, cara kerja, jenis-jenis transistor, dan cara pengukuran transistor.
TRANSISTOR
Pengertian Transistor
adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu
Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini
berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi
tegangan, modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu,
transistor juga dapat digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan
listrik dengan sangat akurat dan sumber listriknya.
Transistor sebenarnya
berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan “resistor” yang
berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan, pengertian transistor adalah pemindahan atau
peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu. Transistor pertama
kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H,
Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis
Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
Gambar Tentang Pengertian
Transistor
Cara
Kerja Transistor hampir
sama dengan resistor yang
mempunyai tipe dasar modern. Tipe dasar modern terbagi menjadi 2, yaitu Bipolar
Junction Transistor atau biasa di singkat BJT dan Field Effect Transistor atau
FET. BJT dapat bekerja bedasarkan arus inputnya, sedangkan FET bekerja
berdasarkan tegangan inputnya.
Dalam
dunia elektronika modern, transistor merupakan komponen yang sangat penting
terutama dalam rangkaian analog karena fungsinya sebagai penguat. Rangkaian
analog terdiri dari pengeras suara, sumber listrik stabil dan penguat sinyal
radio. Tidak hanya rangkaian analog, di dalam rangkaian digital juga terdapat
transistor yang digunakan sebagai saklar dengan kecepatan tinggi. Beberapa
transistor juga dapat di rangkai sehingga berfungsi sebagai logic gate.
Jenis-Jenis
Transistor ada
beberapa macam dan bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia elektronika
mungkin tidak asing lagi ketika mendengar kata transistor. Tapi bagi
orang-orang non-elektro mungkin akan terasa asing dengan istilah transistor.
Transistor dalam pengertian yang sangat sederhana adalah seperti kran air.
Transistor
ini adalah sebuah alat semikonduktor yang bisa digunakan sebagai penguat,
sebagai sirkuit penyambung maupun pemutus, menstabilkan tegangan dan lain
sebagainya. Jenis transistor pada umumnya terbagi hanya menjadi dua jenis saja
yaitu jenis transistor bipolar atau dua kutub dan transistor efek medan atau
juga dikenal sebagai Field Effect Transistor (FET). Tiap-tiap dari jenis
transistor ini dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil sebagaimana yang
akan dijelaskan pada paragraf berikutnya.
Transistor yang pertama adalah transistor bipolar atau dwi kutub. Transistor
bipolar termasuk salah satu dari
jenis-jenis transistor yang paling banyak
digunakan dalam suatu rangkaian elektronika. Sedangkan pengertian dari
transistor bipolar itu sendiri adalah transistor yang memiliki dua buah
persambungan kutub. Sedangkan jenis transistor bipolar dibagi lagi menjadi tiga
bagian lapisan material semikonduktor yang kemudian membedakan transistor
bipolar kedalam dua jenis yaitu transistor P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan
transistor N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Masing-masing kaki dari jenis
transistor ini mempunyai nama seperti B yang berarti Basis, K yang berarti
Kolektor serta E yang berarti Emiter. Sedangkan untuk fungsi transistor bipolar
adalah sebagai regulator arus listrik.
Contoh Gambar Jenis-Jenis Transistor
Transistor kedua yang paling banyak digunakan dari berbagai jenis-jenis
transistor yang ada adalah transistor efek medan (FET). Transistor jenis ini
sama seperti transistor bipolar yang memiliki tiga kaki. Tiga kaki terminal
yang dimiliki oleh transistor efek medan adalah Drain (D), Source (S), dan Gate
(G). Transistor efek medan ini atau dikenal pula dengan istilah transistor
unipolar memiliki hanya satu buah kutub saja. Sedangkan cara kerja dari
transistor efek medan ini adalah mengatur dan mengendalikan aliran elektron
dari Source ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Hal inilah yang
membedakan antara fungsi transistor efek medan dengan fungsi transistor bipolar
pada penjelasan diatas.
Dari sajian kali ini dapat disimpulkan bahwa antara transistor bipolar
dengan transistor efek medan mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dalam
cara kerja dan fungsinya. Transistor bipolar yang sebagai regulator arus
listrik mengatur besar kecilnya arus listrik yang melalui Emiter yang kemudian
berlanjut kepada Basis untuk menentukan seberapa besar arus yang diberikan
kepadanya. Sedangkan transistor efek medan mengendalikan elektron dari Source
ke Drain melalui tegangan yang diberikan pada Gate. Lalu adakah cara termudah
untuk mengetahui dan menentukan jenis-jenis transistor? Cara termudahnya adalah
dengan menggunakan alat ohmmeter jika anda ingin menentukan suatu jenis transistor.
Cukup letakkan kaki negatif dari ohmmeter ke katoda dan kaki positif ke anoda.
Demikian penjelasan singkat mengenai
jenis-jenis transistor, semoga
artikel yang barusan di sampaikan dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua.
Baca juga artikel menarik lainnya, seperti
Fungsi Hardisk Dalam Komputer,
Pengertian Power Supply,
Jenis-Jenis
RAM dan
Cara Kerja Kapasitor.
DATA SHEET
Langkah-langkah pengukuran :
a.
Perhatikan kembali gambar Mengukur Transistor.
b. Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke
lubang kabel penyidik yang bertanda positip (+), kabel penyidik (probes) warna
hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-).
c. Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur
posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan skala sehingga berada pada
posisi angka nol.
d.
Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.
e.
Batas ukur (range) pada posisi x1, x10, atau kΩ sesuai kebutuhan.
f.
Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
g. Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada
angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga
menunjukkan angka nol.
h. Untuk transistor tipe PNP : mengikuti gambar 20,
letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki Basis, ujung
kabel penyidik probes) warna hitam (-) diletakkan pada kaki Emitor.
i. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan
menunjuk angka (misalnya 16,5Ω), artinya : Dioda Basis-Emitor masih baik,
transistor masih dapat digunakan.
j. Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna
merah (+) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-)
diletakkan pada kaki Kolektor.
k. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan,
menunjuk angka (misalnya 16,5Ω), artinya : Dioda Basis-Kolektor masih baik,
transistor masih dapat digunakan.
l. Untuk transistor tipe NPN : mengikuti gambar
Mengukur Transistor, letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna hitam (-)
pada kaki Basis, ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) diletakkan pada
kaki Emitor.
m. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan
menunjuk angka (misalnya 21Ω), artinya : Dioda Emitor-Basis masih baik,
transistor masih dapat digunakan.
n. letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna
hitam (-) pada kaki Basis, ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+)
diletakkan pada kaki Kolektor.
o. Jarum pada papan skala bergerak ke kanan
menunjuk angka (misalnya 20Ω), artinya : Dioda Kolektor-Basis masih baik,
transistor masih dapat digunakan.
Langkah-langkah pengukuran transistor
di atas, pada dasarnya adalah suatu langkah memberikan "dioda"
Emitor-Basis dan "dioda" Kolektor-Basis (pada transistor tipe PNP)
tegangan panjar maju (forward bias). Dalam kondisi ini, Emitor dan Kolektor
(berfungsi sebagai Anoda) mendapat tegangan positip dari baterai yang terdapat
di dalam Multimeter, dan Basis (berfungsi sebagai Katoda) mendapat tegangan
negatip dari baterai yang terdapat di dalam Multimeter.
Hal
yang sama berlaku untuk transistor jenis NPN. Karena itulah hasil pengukuran
"dioda" Emitor-Basis, dan Kolektor Basis menunjukkan nilai tahanan
(resistance) yang hampir sama (baca kembali uraian tentang transistor dan
Multimeter).
Tabel
Berikut adalah contoh nilai tahanan (resistance) dari beberapa transistor dimana
"dioda" Emitor-Basis dan "dioda" Kolektor-Basis (untuk
transistor jenis PNP) dan "dioda" Basis-Emitor dan "dioda"
Basis-Kolektor (untuk transistor jenis NPN) mendapatkan tegangan panjar maju
(forward bias).